Kamis, 03 September 2009

menjadi kameran yang baik

Menjadi seorang kamerawan (saat ini kamerawan atau penata kamera istilahnya adalah Camera person) sebetulnya tidak terlalu sulit. Benar, banyak teori photographi yang harus dimiliki. Akan tetapi, dengan sering berlatih seseorang bisa menjadi seorang Camera person. Bahkan menjadi profesional sekalipun ! Diantara profesi yg berhubungan dengan kamera (video/film) antara lain, asisten penata kamera, penata kamera, dan penata photographi (director of photograhy). Karena jenis acara banyak sekali, biasanya kameramen memiliki spesialisasi. Ada kameramen dokumenter, talkshow, musik, sinetron dan tentu saja ada kameramen berita. Di stasiun televisi, setidaknya ada 2 departemen besar, departemen news & affair dan departemen program (drama & non drama). Dan kameramen berita adalah di bawah departemen news & affair. Di berbagai spesialisasi kameramen tadi, kameramen berita adalah yang paling simpel. Terkadang seorang kameramen berita “diperbolehkan” melanggar kaidah-kaidah teori photographi yang berlaku. Hal ini biasanya karena ada sikon tertentu yg menyebabkan seorang kameramen berita tidak bisa optimal. Namun, kalau saran saya seoptimal mungkin kaidah-kaidah (standard operation/SOP) tersebut bisa dilakukan. Kameramen berita di bagi menjadi dua, kameramen di studio menggunakan kamera studio dan kameramen lapangan atau liputan menggunakan kamera video liputan. Bagaimana seorang kameramen berita bekerja ? Tidak seperti pada pembuatan acara televisi lainnya, untuk liputan berita ke lapangan tidak perlu kru dg jumlah yang banyak. Seorang kameramen hanya ditemani seorang reporter saja. Produser berita memberikan tugas pada tim liputan berita untuk meliput berita yang diinginkan. Kameramen dan reporter menuju lokasi kejadian. Kameramen meliput momen yang terjadi, kalau bisa memenuhi kaidah 5 W + 1 H (who, what, when, where, why, + how). Atas permintaan reporter biasanya kameramen juga mengambil beberapa gambar yang dipandang perlu. Tidak seperti acara lain dimana pengambilan gambar/shooting dilakukan sesuai naskah dan pengarahan sutradara, pada acara berita seorang kameramen harus memiliki inisiatif tinggi dalam setiap pengambilan gambar. Kalau bisa gambar-gambar yang terekam harus edit by camera, hal ini untuk memudahkan dalam pengerjaan pasca produksi. Untuk liputan live atau langsung, seminimal mungkin tidak ada kesalahan dalam pengambilan gambar, tentu saja karena dalam siaran langsung tidak bisa retake/diulang. Bekerjasama dg reporter, seorang kameramen harus jeli agar berita yang diliput memiliki nilai lebih. Koordinasi di lapangan juga harus terjaga apalagi terkadang di lapangan sering terjadi rebutan dalam pengambilan gambar. Membuat sudut pandang atau angle yang baik adalah hal utama juga kestabilan dalam handheld kamera. Beradaptasi dengan sikon Sepertinya hal ini sepele, namun hemat saya hal ini sangat penting. Terkadang banyak situasi yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Jika kita tidak bisa berdapatasi dengan situasi tsb bisa berakibat buruk. Pada liputan perang sebagai contoh, kalau kita tidak pintar untuk memilih lokasi maka tidak menutup kemungkinan bisa terjadi hal yang tidak diinginkan. Bekerja dengan cepat Cepat, akurat, dan terpercaya. Seorang kameramen wajib berkerja cepat. Kenapa ? karena nilai berita harus selalu hangat. Jika tidak maka berita liputan yang kita dapatkan jadi basi, keduluan oleh liputan lainnya. Bagaimana kameramen bisa bekerja cepat ? Walaupun dalan liputan berita biasanya tidak banyak persiapan yang dibutuhkan, tapi seorang kameramen berita harus sudah memiliki konsep liputan yang akan dilakukan atau nilai berita apa yang ingin disampaikan. Paham dengan peralatan, terutama kamera, adalah point yang penting sekali. Banyak jenis kamera dengan format beraneka ragam memiliki karakteristik berbeda. Seorang kameramen harus paham betul fungsi semua kontrol di kamera. Tentu tidak lucu kalau kameramen kehilangan momen berita penting gara-gara kameramen tersebut susah untuk memfokus kamera atau membuka/menutup iris.

Bahasa Kamera

Bahasa kamera merupakan bahasa standar broadcast internasional. Jadi bahasa ini umum digunakan di stasiun televisi manapun. Shot Orang

ECU : Extreme close-up (shot yang detail)

VCU : Very close-up (shot muka, dari dahi ke dagu)

BCU : Big close-up (seluruh kepala)

CU : Close up (dari kepala sampai dada)

MCU : Medium close-up (dari kepala sampai
perut)

MS : Medium shot (seluruh badan sebelum kaki)

Knee : Knee Shoot (dari kepala hingga lutut)

MLS : Medium long shot (keseluruhan badan)

LS : Long shot (keseluruhan, ¾ sampai 1/3 tinggi layar)

ELS : Extra long shot (XLS), long shot yang lebih ekstrim

Zoom In : Obyek seolah-olah mendekat ke kameraZoom Out : Obyek seolah-olah menjauh dari kamera

Pan Up : Kamera bergerak (mendongak) ke atas

Pan Down : Kamera bergerak ke bawah

Tilt Up : sama dengan pan up

Tilt Down : sama dengan pan down

Pan Kiri : Kamera bergeser ke kiri

Pan Kanan : Kamera bergeser ke kanan

Track In : Kamera track (bergerak) mendekat ke obyek

Track Out : Kamera track (bergerak) menjauh dari obyek

Dolly In : sama track in

Dolly Out : sama track out



Untuk jenis shot yang sering digunakan adalah :

1. Long Shot atau Full Shot, keseluruhan
2. Wide Shot atau Cover Shot, keseluruhan obyek dalam adegan
3. Close Shot atau Tight Shot, kelihatan detail
4. Shooting Groups of people, bisa single shot, two shot, three shot dst sebagai gambaran keseluruhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar